Popular Posts

Tuesday, March 14, 2017

Pemasaran hasil ternak

BAB I
PENDAHULUAN
Pemasaran adalah segala usaha yang diutamakan atau diperlunya agar barang-barang hasil produksi dimungkinkannya mengalir secara lancar ke sekitar konsumsi. Pemasaran (Inggris:Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenaibarang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Dalam pemasaran produk peternakan terdapat kaitan dalam peningkatan produk peternakan. Selain itu terdapat perbedaan antara dalam pemasaran produk pertanian dan produk industri. Hal inilah yang menjadi latar belakang dari pembuatan makalah ini.














BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian Pemasaran
Pada dasarnya pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan yang lain (Kotler dan Armstrong, 2001). The American Marketing Association (Czinkota dan Kotabe, 2001:3) merumuskan definisi pemasaran yang lebih menekankan pada proses manajerial yaitu proses perencanaan dan penetapan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.

2.    Peningkatan Produk Peternakan Kaitannya dengan Pemasaran
        Makin dekatnya pasar dan makin baiknya harga produk-produk peternakan akan mendorong makin meningkatnya :
1.                  Gairah kerja para peternak 
2.                  Gairah belajar para peternak untuk mengikuti pembinaan-pembinaan dan penyuluhan-penyuluhan peternakan hingga pada pengguanaan teknologi tepat guna. 
3.                  Pengelolaan peternakan untuk mencapai kuantitas dan kualitas.
4.                  Pengelolaan dan pemeliharaan ternak dengan penuh tanggung jawab.

3.    Peningkatan Produk Peternakan kaitannya dengan Usaha Pemenuhan Kebutuhan
Agar para peternak dalam usaha meningkatkan hasil ternaknya tidak menderita kerugiaan-kerugiaan jika produknya dipasarkan sehingga harus dibekali dengan pengetahuan tentang pemasaran. Dengan diketahuinya teknologi pemasaran oleh para peternak, maka mereka akan dapat :
1.                  Menyesuaikan peningkatan usahatani dengan produk-produk yang sangat dibutuhkannya peran konsumsi baik kuantitas maupun kualitas.
2.                  Melakukan penyimpangan-penyimpangan produk-produk peternakan agar kualitas produk tetap terpelihara dan dapat nilai yang wajar saat dipasarkan. 
3.                  Melakukan penghematan-penghematan dalam proses produksi. 
4.                  Melakukan peningkatan-peningkatan kualitas melalui proses industri.
5.                  Melakukan penjualan-penjualan kontrak yang dapat menguntungkan para peternak. 
6.                  Cara melakukan penjualan dan hubungannya dengan konsumsi. Cara penjualan langsung atau transitmarket lebih menguntungkan.





4.    Perbedaan dalam Marketing Produk Pertanian dan Produk Industri
William. J. Staton (2011)  memberikan pendapat perbedaan antara pemasaran dan penjualan adalah sebagai berikut :
·                     Penjualan
a.    Tekanannya pada produk.
b.    Perusahaan pertama-tama membuat produk dan kemudian bagaimana menjualnya.
c.    Perencanaan berorientasi ke jangka pendek, berdasarkan produk dan pasar.
d.   Tekanannya pada kebutuhan penjual
e.    Manajemen berorientasi pada laba volume penjualan
·                     Pemasaran
a.    Tekanannya pada keinginan dan kebutuhan konsumen
b.    Perencanaan berorientasi ke hasil jangka panjang, berdasarkan produk-produk baru
c.  Perusahaan pertama-tama menentukan apa yang diinginkan konsumen dan kemudian menbuat atau mencari jalan keluarnya bagaimana membuat dan menyerahkan produk tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen.
d.   Berakhir pada kepuasan konsumen
Dari kedua perbedaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan berawal dari produk dan berakhir pada ketentuan atau laba, sedangkan pemasaran berawal dari keinginan konsumen berakhir pada kepuasan konsumen.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut:
Secara visual dapat digambar kan:
·                     Konsep penjualan
Produk->Penjualan dan Promosi->Laba Melalui Jumlah penjualan.
·                     Konsep pemasaran
Kebutuhan -> pemasaran terpadu ->laba melalui jumlah Kepuasan pembeli. 

Pemasaran produk-produk peternakan yang masih berupa produk primer yang tidak sama dengan produk-produk hasil olahan (industri), baik secara teknis maupun dalam bidang organisasinya. Perbedaan itu terutama disebabkan sifat-sifatnya yang memang berbeda dan perbedaan pada proses produksinya, dapat diuraikan sebagai berikut :
a.       Sifat dan Proses Produksi Produk Peternakan
1.  Dalam memproduksi hasil peternakan, kegiatan-kegiatan yang diperlukan sifatnya hanya “mengatur”. Mengatur agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih baik dari segi kualitas dan kuantitas (dapat dikatakan produksi organisasi).
2.  Produksinya bersifat inelastic, artinya tidak dapat diperbesar dan diperbanyak sekehendak hati dalam waktu-waktu yang kita kehendaki.
3.    Berlaku Hukum “The Law of Diminishing Marginal Returns”.
4.  Karena sifat produknya cepat rusak, maka usaha peningkatan produk tergantung dari pasar atau para konsumen, dekatnya pasar, lancarnya pemasaran, banyaknya permintaan dan terciptanya harga yang wajar merupakan pangkal kegairahan dalam meningkatkan produksi.


b.      Sifat dan Proses Produksi Produk Industri
1.  Produksi industri merupakan produksi mekanis, dapat diperbesar atau diperkecil, dapat diubah-ubah bentuk dan kualitasnya sehingga merupakan produkyang bersifat elastis, sesuai dengan kehendak pasar.
2.    Ongkos eksploitasi pada produksi industri umumnya besar, tetapi sebagian besar terletak pada investasi-investasi. Hal ini disebabkan maksud produksi dalam jangka panjang yang selanjutnya akan menguntungkan produksi-produksinya yang berjangka pendek.
3.    Aktifitas produksi jangka pendek atau besar kecilnya produksi dalam waktu itu tergantung dari tersedianya dana variabel dan pertimbangan-pertimbangan pemasaran sehubungan dengan arus permintaan akan produk.
4.     Makin besarnya produksi jangka pendek dapat menurunkan ongkos persatuan.
Karena perbedaan sifat dan proses produksinya, maka dalam pemasarannya pun masing-masing akan mengemukakan ciri-ciri khusus yang menonjol, antara lain :
1.                  Pemasaran produk-produk peternakan harus menjamin agar produk-produk tersebut dapat cepat tersalurnya, mengingat produk-produk tersebut cepat rusak. 
2.                  Pemasaran produk-produk industri walaupun juga harus menjamin agar produk-produknya dapat cepat tersalurnya tetapi dalam hal ini terdapat antara adanya jangka waktu. Dimana pemasaran dilakukannya dengan perhitungan dan pertimbangan-pertimbangan yang matang dan kalau permintaan akan terlalu besar dibanding dengan pemasaran produk peternakan.
Dalam menganalisa masalah tata niaga, ada 4 pendekatan yang biasa dipakai yaitu:
1.                  Pendekatan serba fungsi (the functional apprach) yaitu, melakukan penelaan jasa-jasa, pelaksanaaan aktifitas-aktifitas dan tindakan/perlakuan-perlakuan dalam proses tata niaga.
2.                  Pendekatan serba lembaga (the institutional approach) yaitu, melakuakan penelaan atas berbagai kelembagaan yang membantu bergerak dalam melancarkan penyampaian barang-barang ke pasar atau konsumen. 
3.                  Pendekatan bermacam-macam barang (the commodities approach) yaitu, melakukan penelaan atau deskripsi terhadap barabg-barang. 
4.                  Pendekatan secara teori ekonomi (the economic theoritical approach) yaitu, penelaaan dihubungkan dengan asas-asas atau hukum-hukum di bidang ilmu ekonomi atau teori ekonomi. Cara ini perlu ditambahkan bagi kombinasi penelaan di atas.








JENIS USAHA YANG DI RENCANAKAN DAN PRODUK YANG AKAN DI HASILKAN
   
Usaha yang akan saya  jalankan rencananya adalah usaha beternak itik petelur,dan dari usaha yang saya rencanakan akan menghasilkan produk telur yang nantinya akan saya pasarkan di agen agen ataupun warung warung kecil terlebih dahulu.
                                                     
                                Gambar ternak itik yang telah menghasilkan telur  


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DALAM USAHA TERNAK ITIK PETELUR

Kelebihan
Secara umum keuntungan beternak bebek adalah:
1. Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
2.  Lebih tahan penyakit di bandingkan dengan peternakan ayam
3.  Untuk bebek petelur, hasil ternak lebih mudah diserap pasar di bandingkan dengan    telur ayam kampung.
dan jumlah telur yang di hasilkan pada usia produktif juga tinggi daripada ayam kampung.
Kelemahan beternak bebek:
1.  Konsumsi pakan dan air minum lebih banyak di bandingkan dengan konsumsi pakan   dan air minum pada ayam kampung
2. Sensitif terhadap pakan dengan kualitas yang kurang baik, pakan jamuran,memakan bangkai dll.
3.  Mudah terkejut dan mudah stress.






2.1         Telur Itik Asin
Telur asin yang sering dijumpai di pasar tradisional atau supermarket merupakan produk asli masyarakat Indonesia yang dikerjakan secara Home Industry (Industri Rumahan). Rasanya yang khas dan gurih sangat disukai masyarakat Indonesia. Selain rasanya yang enak dan gurih, telur asin sering digunakan sebagai obat diare atau sakit perut.
Inovasi baru pengolahan telur asin aneka rasa akan  menjadi sebuah peluang usaha baru. Usaha telur asin aneka rasa ini perlu dibuat, selain untuk menambah variasi baru, telur asin yang beraneka ragam ini juga untuk memenuhi asupan gizi, terutama bagi orang yang tidak menyukai telur dengan rasa asin. Telur asin yang ada di pasaran saat ini terkadang kadar keasinannya tidak tentu, sehingga kadang konsumen merasa enggan untuk membeli telur asin.
Usaha pembuatan telur asin sangat menjanjikan karena peminatnya cukup besar. Produk telur asin masih bisa dikembangkan dalam berbagai rasa dan aroma, seperti rasa bawang, rasa coklat, dan rasa udang. Aneka rasa telur asin bisa menambah keanekaragaman makanan khas yang bisa diproduksi sesuai permintaan pasar.

2.2         Jalur Pemasaran telur itik asin
            Pemasaran merupakan kunci sukses sebuah wirausaha, untuk keperluan promosi dapat dilakukan dengan pamflet yang dipasang di tempat-tempat umum dan strategis lainnya. Sebelum peternakan dibuka perlu diketahui dahulu kemana nantinya telur-telur itu akan dijual. Hal ini agar mempermudah pemasaran telur nantinya dan menjualnya pada jalur yang tepat. Salah memilih jalur tentunya akan membawa kerugian. Selain itu, promosi dapat dilakukan secara langsung dari orang ke orang, dengan cara pemberian gratis telur  asin kepada konsumen untuk mencoba, serta menitipkan di warung-warung makan. Pangsa pasar dari produk telur asin aneka rasa ini sangat luas hanya diperlukan inovasi dan pengelolaan yang lebih profesional untuk meningkatkan jumlah penjualan produk telur asin aneka rasa.
Menurut M. Rasyaf (1993:35), jalur pemasaran telur itik ada beberapa langkah dan berdasarkan perannya dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Pedagang pengumpul, umumnya langsung datang ke peternak dan peran mereka begitu kekeluargaan.  Harga yang disepakati juga harga peternak atau farm gate price  yaitu harga di peternak yang sudah tentu lebih rendah daripada harga eceran di pasar. Harga yang disepakati atau yang ditawarkan begitu rendah atau 40% hingga 63% dibawah harga eceran.
2.    Pedagang besar, mereka ini yang mengumpulkan telur dari para pedagang pengumpul itu.  Di beberapa tempat peran mereka ini sudah memudar karena banyak pedagang pengumpul yang langsung menjual telur-telur itu kepada pedagang eceran. Harga yang ditawarkan 30% hingga 47% di bawah harga eceran.
3.    Pedagang eceran, yaitu mereka yang berhadapan langsung dengan konsumen akhir dan tidak selalu pedagang kecil yang berlokasi di kaki lima. Jajaran pedagang eceran inidapat berupa pasar swalayan, toko pangan atau restoran. Harga yang ditawarkan pada tingkat jalur ini umumnya 15% hingga 23% lebih rendah daripada yang dikenakan pada konsumen akhir.
Dari ketiga jalur yang disebutkan diatas, harus dipikirkan jalur mana yang akan dipakai. Ada baiknya juga dilakukan riset pasar dan bertanya pada mereka yang lebih berpengalaman dalam beternak itik. Riset pasar dilakukan untuk mengetahui banyak hal, antara lain yaitu untuk mendeteksi perubahan selera konsumen, menduga pangsa pasar, dan mengetahui jalur tataniaga yang tepat. Tidak harus terpaku dengan 1 jalur, bisa juga menggunakan kombinasi dari ketiga atau kedua jalur tersebut.
Dalam pembuatan telur asin aneka rasa (coklat,udang dan bawang), alat dan bahan yang di butuhkan yaitu telur bebek, coklat bubuk, bawang, udang, garam, batu bata halus, blender, jarum suntik, tusuk gigi, serbet, baskom (ember besar), stempel, dan ayakan.
Solusi yang paling tepat untuk mengatasi resiko pecah telur ketika penyuntikan ekstrak rasa di atas adalah dengan cara lebih berhati-hati dan memilih telur yang kualitas baik untuk dijadikan produk telur asin aneka rasa, pelaksanaan pemasaran produk harus dilakukan lebih gencar dengan berbagai media promosi agar masyarakat mengetahui bahwa ada sebuah produk telur asin aneka rasa yang dapat dijadikan alternatif usaha baru dari hasil peternakan telur bebek.


  



























2.3         Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan salah satu langkah yang dilakukan  memperlancar pemasaran dan memuaskan konsumen, strategi pemasaran ada 4 yaitu:

1.    Strategi produk
Dalam hal ini produk dapat berupa telur sejarah utama untuk memenuhi kepuasan konsumen adalah melihat mutu dan manfaat produk.

2.    Harga
Harga yang di tetapkan stabil dan bersaing dengan produsen petelur lainnya,harga terlalu tinggi akan mengurungkan niat pembeli,sebaliknya harga yang terlalu rendah di khawatirkan tidak dapat memenuhi biaya produksi.pemberian diskon setiap pembelian dalam jumlah tertentu juga dapat menarik pembeli.­­

3.    Tempat
Tidak kalah pentingnya dengan kualifikasi produk dan harga.tempat dan pasar juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran .penentuan pasar harus didasarkan dengan kemudahan produk telur oleh konsumen.
  1. Promosi
Salah satu cara promosi yang paling banyak dilakukan adalah dengan memasang iklan,selain memasang iklan promosi juga dapat di lakukan dengan secara langsung dari mulut ke mulut.
Strategi lain yang dapat digunakan dalam pengembangan industri telur asin aneka rasa ini adalah menggunkan direct marketing serta melakukan analisis SWOT terhadap produk telur asin aneka rasa sehingga kita bisa lebih memahami keunggulan, kelemahan, ancaman dan peluang dalam pengembangan telur asin aneka rasa, untuk mempermudah proses pemasaran telur asin aneka rasa dapat dilengkapi dengan izin dari dinas kesehatan dan dinas perdagangan.
Usaha pengembangan produk telur asin aneka rasa akan bisa berkembang dengan lebih baik, jika kita melakukan kerjasama kemitraan antara peternak telur bebek, pengusaha telur asin, dan pemerintah, sehingga pengembangan produk bisa lebih cepat maju hal ini karena pasokan bahan baku telur yang lancar serta jaringan pemasaran yang telah di miliki pengusaha telur asin dan dukungan pemerintah.

2.4         Grading dan Standardisasi
Grading adalah proses pemilihan produk menurut klasifikasi yang telah ditetapkan karena permintaan pembeli. Grading ini mampu menaikkan efisiensi dalam pemasaran dan memperbesar kegunaan produk bagi konsumen (HADIPRODJO, 1990). Adanya grading memungkinkan penjualan dilakukan secara diskriftif (tidak usah dilihat barangnya lebih dahulu) dan dapat dilakukan dengan media komonikasi yang sudah berkembang.

2.5         Analisa Peluang Usaha
Kegiatan industri telur asin aneka rasa ini telah terbukti dapat meningkatkan nilai tambah dari telur asin itu sendiri jika di buat menjadi aneka rasa, berikut adalah analisis profit dari pembuatan telur asin aneka rasa.
Telur Asin Rasa Udang       
Biaya Poduksi 100 butir telur:
Telur bebek 100 @850           =  85.000        
Minyak Tanah 3lt@2600        =    7.800
Bata                                         =    5.000
Garam                                     =    2.000
Ebi 2 Ons @ Rp.5.000            =  10.000
Alat suntik 3 @ 2500              =    7.500
Biaya Transport                     =    5.000
Jumlah                                   =   122.300
Harga jual Rp.1.100 @ butir   = Penjualan
100 x Rp.1.500 =Rp.150.000
Jadi laba/rugi = Jumlah penjualan-biaya Produksi
Rp.150.000-Rp.122.300 = Rp.27.700
Keuntungan per butir  =
Rp.27.700 :100 = Rp.277

Kegiatan ini menunjukkan sinyal yang positif jika dikelola lebih profesional dan berorientasi bisnis yang tinggi, kelanjutan dari usaha telur asin aneka rasa ini juga sangat menjanjikan,kegiatan ini telah berhasil 90 % dan hanya menunggu proses produksi yang berkelanjutan. Produk telur asin rasa coklat, udang, dan bawang adalah pertama yang ada dipasaran sehingga pengembangan usaha sangat terbuka dengan luas, perlu peningkatan jaringan pemasaran karena produk telur asin aneka rasa ini masih sangat baru maka kegiatan promosi harus gencar di lakukan, sehingga orang-orang menjadi tahu dan tertarik untuk merasakan serta membeli produk telur asin aneka rasa. Produk telur asin aneka rasa ini juga mempuyai keuntungan yang lebih dari pada harga telur asin biasa, jika di buat aneka rasa harga jual bisa mencapai Rp. 1.500 per butir telur di bandingkan jika hanya telur asin biasa yang harganya di pasaran Rp. 1.100.



















GAMBARAN UMUM USAHA
  

A.    GAMBARAN  INDUSTRI DAN LINGKUNGAN USAHA

   Telur itik merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan besar,kebutuhan akan telur pasar tradisional sangat besar dan masih seimbang dari ketersediaan yang ada,hingga saat ini  budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanjikan untuk di kembangkan secara intensif.
Dan juga ternak itik petelur memiliki prospek yang cukup menguntungkan karena masih kurang nya akan kebutuhan yang kita inginkan.

    B.  KONDISI PASAR

1.pasar sasaran
    
Sebagai awal saya akan menjajaki pasar tradisional atau konsumen rumah tangga yang tinggal di lokasi budidaya.jika produksi sudah berjalan saya akan menjajaki untuk memasarkan telur ke pasar swalayan atau supermarket.

2.peluang pasar
    
Kebutuhan akan telur di dalam keluarga maupun di dalam pasar tradisional sangat besar dan masih seimbang dari persediaan yang ada itu salah satu peluang pemasaran telur dari hasil budidaya itik petelur yang saya  jalankan.

   
  C.ESTIMASI PASAR

    Mungkin produk yang sudah saya hasilkan sudah ada di pasaran, tetapi saya akan merencanakan budidaya ternak itik petelur mungkin budidaya yang saya rencanakan akan berjalan,karena peluangnya cukup besar dan di daerah saya  dan sekitarnya mungkin belum ada yang budidaya ternak itik,oleh karena itu saya akan merencanakan budidaya ternak itik petelur karena peluang pasarnya sangat tinggi.

   











  D.RENCANA PEMASARAN

1.   penetapan harga produk
    
 Rencana harga yang akan saya  tawarkan mengacu pada penghasilan rata rata masyarakat.tujuannya agar harga yang akan kami tawarkan tidak terlalu membebankan masyarakat untuk membeli telur dari usaha kami,oleh karena itu rencana harga yang saya  tawarkan Rp 2000 / telur lebih murah dari harga telur itik di pasaran.

2.   strategi pemasaran
   
 Strategi pemasaran merupakan salah satu langkah yang dilakukan  memperlancar pemasaran dan memuaskan konsumen,strategi pemasaran ada 4 yaitu:

a.   Strategi produk

Dalam hal ini produk dapat berupa telur, dan yang tak kalah pentingnya  untuk memenuhi kepuasan konsumen adalah melihat mutu dan manfaat produk.

b.   Harga

Harga yang di tetapkan stabil dan bersaing dengan produsen itik
petelur lainnya,jika harga terlalu tinggi akan mengurungkan niat pembeli,sebaliknya harga yang terlalu rendah di khawatirkan tidak dapat memenuhi biaya produksi.pemberian diskon setiap pembelian dalam jumlah tertentu juga dapat menarik pembeli.

c.   Tempat
  
   Tidak kalah pentingnya dengan kualifikasi produk dan harga,tempat dan pasar juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran .penentuan pasar harus didasarkan dengan kemudahan produk telur oleh konsumen.saya akan memilih tempat budidaya di rumah saya sendiri karena untuk memudahkan dalam pengawasan ataupun dalam proses perawatannya.

d.   promosi

    Salah satu cara promosi yang paling banyak dilakukan adalah dengan memasang iklan,selain memasang iklan promosi juga dapat di lakukan dengan secara langsung dari mulut ke mulut.









ASPEK PRODUKSI
A.      ANALISIS LOKASI USAHA

Usaha pemeliharaan itik secara intensif ( dikandangkan)umumnya dilakukan dimana saja,namun lokasi yang ideal untuk budiaya itik untuk pemeliharaan adalah jauh dari suara bising,mudah transportasi,dan mudah mendapatkan air besih.
Dalam pemeliharaan itik perlu sarana dan prasarana agar itik mampu berproduksi tinggi, mudah pengontrolannya dan mudah kontrol kesehatan.
Dan untuk lokasi usaha yang saya pilih adalah di tempat saya sendiri karena agar memudahkan dalam pengawasan dan perawatannya.


    B.   FASILITAS DAN PERALATAN PRODUKSI

  Kandang
1.   Kandang harus di buat senyaman mungkin dan bentuk atap yang mampu menahan terpaan hujan dan terik matahari.
2.   Bentuk atap yang mampu menahan terpaan hujan dan terik matahari.
3.   Bangunan kandang membujur dari timur ke barat
4.   Luas kandang cukup memadai untik peternakan
Bahan baku atap bisa berupa genteng,asbes,plastik.


   Peralatan

1.  alas lantai

bisa dibuat dari campuran jerami,serbuk gergaji,atau rumput kering,agar empuk,tidak mudah padat,kering,hangat,bersih dan dapat mencegah telur tidak pecah.

2.  tempat pakan,minum.

tempat air minum dibuat pas dengan kepala itik dan di letakkan berlawanan dengan tempat pakan.

3.  ember dan keranjang

ember dan keranjang digunakan untuk tempat atau wadah telur saat panen.
4.  selang

Selang disini digunakan untuk memberi air untuk itik,untuk minum,untuk mandi.

   



  
C.  kebutuhan bahan baku

Untuk kebutuhan bahan baku dalam pembuatan kandang disini saya membutuhkan bambu,kayu,genteng,atau asbes .

     D.  kapasitas produksi

Dalam satu kandang yang berukuran 8x5 meter kira kira bisa menampung 125 ekor itik beserta tempat makan dan minum.

      E.  proses produksi
   
Dari penampungan bibit itik saya membeli bibit siap telur,kemudian itik di pelihara sampai menghasilkan produk(telur)setelah menghasilkan produk telur,telur dikumpulkan kemudian telur siap dijual atau dipasarkan.telur saya pasarkan melalui agen,pasar tradisional,pasar modern,dan ke konsumen.




















   ASPEK KEUANGAN
     A.  BIAYA TETAP
Untuk biaya tetap saya disini membeli itik 125 ekor dengan persentase yaitu untuk itik betina saya membeli 100 ekor dan jantan 25 ekor dengan harga yaitu
Betina 1 Rp.35000 @ 100 ekor                      = Rp. 3500.000
Jantan  1 Rp 45.000 @ 25 ekor                      = Rp.1000.000
Bambu 40 batang 1 batangnya Rp 1000         = Rp 40.000                     
keranjang 5 buah 1 buahnya Rp.15000            Rp 75.000
asbes 1 kodi                                                     = Rp 300.000
tempat pakan                                                   = Rp 400.000
selang 5 buah 1 buahnya Rp.20000                = Rp 100.000
lampu 4 buah 1 buahnya Rp.7000                  = Rp 28.000
Tenaga kerja @1 Rp.400.000 x 2 orang         =Rp 800.000
Peralatan lainnya                                             = Rp 200.000  +
Total                                                                = Rp 6.443.000

 B. BIAYA VARIABEL

Untuk biaya variabel selama satu bulan yaitu saya membeli pakan dengan harga Rp 1500 per kg dan dalam satu itik per harinya menghabiskan kurang lebih 0,5 kg untuk kebutuhan makannya.
Pakan 0,5 kg x 125x 1500 x 30                   =Rp 2.812.500
Obat obatan                                                 =Rp 50.000         
Total biaya                                                   =Rp 2.862.500

 C. KEUNTUNGAN 1 BULAN

Untuk keuntungan satu bulannya yaitu hasil produksi itik selama satu bulan  menghasilkan kurang lebih 2500 butir telur yang mana per butir telurnya saya jual dengan harga Rp 2000
Jadi keuntungan saya selama 1 bulan yaitu:
Hasil produksi                                               = 2500 butir/bulan
Harga produk telur                                        = 2000
Penghasilan                                                    =2500 x 2000 =Rp 5000.000
Jadi keuntungan bersih selama satu bulannya yaitu :
Keuntungan =  penghasilan - biaya oprasional 1 bulan
                      =Rp 5000.000 – Rp 2.862.500 =Rp 2.137.500









Peningkatan Produk Peternakan kaitannya dengan Usaha Pemenuhan Kebutuhan

Agar para peternak dalam usaha meningkatkan hasil ternaknya tidak menderita kerugiaan-kerugiaan jika produknya dipasarkan sehingga harus dibekali dengan pengetahuan tentang pemasaran. Dengan diketahuinya teknologi pemasaran oleh para peternak, maka mereka akan dapat :
1.                   Menyesuaikan peningkatan usahatani dengan produk-produk yang sangat dibutuhkannya peran konsumsi baik kuantitas maupun kualitas.
2.                   Melakukan penyimpangan-penyimpangan produk-produk peternakan agar kualitas produk tetap terpelihara dan dapat nilai yang wajar saat dipasarkan. 
3.                   Melakukan penghematan-penghematan dalam proses produksi. 
4.                   Melakukan peningkatan-peningkatan kualitas melalui proses industri.
5.                   Melakukan penjualan-penjualan kontrak yang dapat menguntungkan para peternak. 
6.                   Cara melakukan penjualan dan hubungannya dengan konsumsi. Cara penjualan langsung atau transitmarket lebih menguntungkan.




















KENDALA PRODUKSI
Faktor kritis industri telur asin ini adalah ketersediaan dan kontinuitas bahan baku, dimana bila terjadi kegagalan panen pasokan bahan telur itik tidak akan cukup. Oleh karena itu pengusaha harus mendatangkan telur itik dari daerah lain.
Pada proses produksi, faktor kritis lain terdapat pada waktu penseleksian telur, karena mutu telur yang akan diolah merupakan hal dominan dalam penentuan mutu produk telur asin.
Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh pengusaha telur asin adalah cukup lamanya rentang waktu penerimaan hasil penjualan telur asin akibat dari sistem pembayaran yang baru diterima 30 hari sejak proses produksi dilakukan, sedangkan pembelian bahan baku telur itik tawar dari peternak dilakukan secara tunai setiap dua kali seminggu. Kondisi ini mengharuskan pengusaha untuk mencadangkan dana pembelian telur itik tawar untuk jangka satu setengah bulan yang jumlahnya cukup besar.












ASPEK SOSIAL EKONOMI
Dari segi pemenuhan gizi masyarakat telur asin dapat menjadi salah satu sumber protein yang dapat dijadikan pengganti daging. Dengan harga yang murah dan rasa yang lezat, telur asin akan memiliki pasar yang luas yang tidak saja ditujukan bagi masyarakat menengah kebawah melainkan juga bagi masyarakat menengah ke atas.
Secara umum keberadaan dan pengembangan industri telur asin memberi dampak yang positif bagi wilayah sekitarnya, karena semakin terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat dan sekaligus peningkatan pendapatan daerah. Satu unit usaha telur asin mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 12 orang, dengan upah Rp 400.000 – Rp 800.000 per orang per bulan. Pendapatan daerah dari pajak industri telur asin ini mencapai Rp 12 juta per tahun.
ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN
Proses produksi dalam industri telur asin akan menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Limbah padat umumnya berupa sisa-sisa telur yang tidak ikut diproduksi atau sisa-sisa pecahan telur akibat proses produksi yang tidak ditangani dengan hati-hati. Selain itu ada pula limbah padat yang berasal dari sisa-sisa adonan pengasin yang dibuang setelah proses pengasinan. Limbah-limbah padat ini umumnya tidak berbahaya bagi lingkungan. Penanganan limbah ini cukup sederhana, yaitu dengan cara menguburkannya di dalam tanah dimana untuk bahan organik akan terurai menjadi bahan-bahan anorganik unsur hara tanah.
Limbah cair yang dihasilkan dari air sisa pencucian telur yang mengandung sabun pada umumnya langsung dibuang ke saluran air (sungai) tanpa pengolahan terlebih dahulu. Dalam jangka waktu yang lama limbah sabun ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan yang besar, karena itu tindakan pengolahan limbah secara sederhana sepertinya sudah menjadi keharusan. Pembuatan bak penampung limbah cair sederhana dapat menjadi salah satu alternatif penanganan limbah cair yang dihasilkan dari industri telur asin.






PERANAN PENTING

  • Industri telur asin mempunyai peranan penting dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber protein dan lemak yang berharga murah bagi masyarakat. Perkembangan peternakan itik petelur merupakan faktor pendukung terbesar bagi industri telur asin agar dapat memasok telur asin dengan harga yang murah dan bermutu tinggi.

  • Dua faktor terpenting bagi keberhasilan industri telur asin selain faktor bahan baku adalah rasa telur asin dan kualitas pengangkutan produk. Rasa telur asin akan menjadi faktor pembeda suatu produsen dengan produsen lainnya, dimana akan timbul keterikatan antara konsumen dengan produsen telur asin tertentu.

  • Total biaya investasi yang dibutuhkan untuk industri telur asin adalahRp 173.525.000, yang dibiayai dari pinjaman kredit 70% (Rp 121.467.500) dan biaya sendiri 30% (Rp 52.057.500), dengan bunga pinjaman 14% dan masa pinjaman kredit investasi selama 3 tahun. Biaya modal kerja adalah sebesar Rp 167.923.125 yang dibiayai dari pinjaman kredit 70% (Rp 117.546.188) dan biaya sendiri 30%(Rp 50.376.938), dengan bunga pinjaman 14% dan masa pinjaman kredit selama 3 tahun.

  • Analisis keuangan dan kelayakan proyek industri telur asin sesuai asumsi yang digunakan adalah layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV Rp 65.535.618, IRR 32,65%, Net B/C 1,38dan PBP 28,9 bulan atau 2,4 tahun. Industri ini juga mampu melunasi kewajiban angsuran kredit kepada bank

  • Industri telur asin ini sangat sensitif terhadap kenaikan biaya variabel maupun penurunan pendapatan, karena usaha ini masih dianggap layak bila kenaikan biaya variabel atau penurunan pendapatan hanya sampai 1%. Kenaikan biaya variabel sebesar 3% atau penurunan pendapatan sebesar 2% menjadikan usaha tersebut tidak layak (NPV Negatif).

  • Pengembangan industri telur asin memberikan manfaat yang positif dari aspek sosial ekonomi wilayah dengan terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat, dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan.









BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
  • Pemasaran adalah segala usaha yang diutamakan atau diperlunya agar barang-barang hasil produksi dimungkinkannya mengalir secara lancar ke sekitar konsumsi.
  • Peningkatan Produk Peternakan Kaitannya dengan Pemasaran. Makin dekatnya pasar dan makin baiknya harga produk-produk peternakan akan mendorong makin meningkatnya : 
  1. Gairah kerja para peternak. 
  2. Gairah belajar para peternak untuk mengikuti pembinaan-pembinaan dan penyuluhan-penyuluhan peternakan hingga pada pengguanaan teknologi tepat guna. 
  3. Pengelolaan peternakan untuk mencapai kuantitas dan kualitas. 
  4. Pengelolaan dan pemeliharaan ternak dengan penuh tanggung jawab. 
  • Perbedaan dalam marketing produk pertanian dan produk industri terutama disebabkan sifat-sifatnya yang memang berbeda dan perbedaan pada proses produksinya.
  • Industri telur asin ini sangat sensitif terhadap kenaikan biaya variabel maupun penurunan pendapatan, karena usaha ini masih dianggap layak bila kenaikan biaya variabel atau penurunan pendapatan hanya sampai 1%. Kenaikan biaya variabel sebesar 3% atau penurunan pendapatan sebesar 2% menjadikan usaha tersebut tidak layak (NPV Negatif).

  • Pengembangan industri telur asin memberikan manfaat yang positif dari aspek sosial ekonomi wilayah dengan terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat, dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan.










DAFTAR PUSTAKA

Marhijanto, Bambang. 1993. 8 Langkah Beternak Itik yang Berhasil. Surabaya: Arkola.
Staton, William. J. 2011. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2069513- perbedaan-pemasaran-dan-penjualan/#ixzz1LMUTKm9. Diakses pada tanggal 2 Mei 2011.

Warisno.2005. Membuat Telur Asin Aneka Rasa. Jakarta : PT Agromedia Pustaka

No comments:

Post a Comment