PENDAHULUAN
Pemasaran adalah segala usaha
yang diutamakan atau diperlunya agar barang-barang hasil produksi
dimungkinkannya mengalir secara lancar ke sekitar konsumsi. Pemasaran (Inggris:Marketing) adalah proses penyusunan
komunikasi terpadu yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenaibarang atau jasa dalam
kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Pemasaran dimulai dengan
pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia.
Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya.
Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia
tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya
yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka
manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan
sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan
kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai
dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang
(place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang
pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep
dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Dalam
pemasaran produk peternakan terdapat kaitan dalam peningkatan produk
peternakan. Selain itu terdapat perbedaan antara dalam pemasaran produk
pertanian dan produk industri. Hal inilah yang menjadi latar belakang dari
pembuatan makalah ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Pemasaran
Pada
dasarnya pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial di mana
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan yang lain (Kotler dan
Armstrong, 2001). The American Marketing Association (Czinkota dan Kotabe,
2001:3) merumuskan definisi pemasaran yang lebih menekankan pada proses
manajerial yaitu proses perencanaan dan penetapan konsepsi, penetapan harga,
promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
2. Peningkatan
Produk Peternakan Kaitannya dengan Pemasaran
Makin dekatnya pasar dan makin baiknya harga produk-produk peternakan akan
mendorong makin meningkatnya :
1.
Gairah kerja para peternak
2.
Gairah belajar para peternak untuk mengikuti
pembinaan-pembinaan dan penyuluhan-penyuluhan peternakan hingga pada
pengguanaan teknologi tepat guna.
3.
Pengelolaan peternakan untuk mencapai kuantitas dan
kualitas.
4.
Pengelolaan dan pemeliharaan ternak dengan penuh tanggung
jawab.
3. Peningkatan
Produk Peternakan kaitannya dengan Usaha Pemenuhan Kebutuhan
Agar para
peternak dalam usaha meningkatkan hasil ternaknya tidak menderita
kerugiaan-kerugiaan jika produknya dipasarkan sehingga harus dibekali dengan
pengetahuan tentang pemasaran. Dengan diketahuinya teknologi pemasaran oleh
para peternak, maka mereka akan dapat :
1.
Menyesuaikan peningkatan usahatani dengan produk-produk
yang sangat dibutuhkannya peran konsumsi baik kuantitas maupun kualitas.
2.
Melakukan penyimpangan-penyimpangan produk-produk peternakan
agar kualitas produk tetap terpelihara dan dapat nilai yang wajar saat
dipasarkan.
3.
Melakukan penghematan-penghematan dalam proses
produksi.
4.
Melakukan peningkatan-peningkatan kualitas melalui proses
industri.
5.
Melakukan penjualan-penjualan kontrak yang dapat
menguntungkan para peternak.
6.
Cara melakukan penjualan dan hubungannya dengan konsumsi.
Cara penjualan langsung atau transitmarket lebih menguntungkan.
4. Perbedaan
dalam Marketing Produk Pertanian dan Produk Industri
William.
J. Staton (2011) memberikan pendapat perbedaan antara pemasaran dan
penjualan adalah sebagai berikut :
·
Penjualan
a. Tekanannya
pada produk.
b. Perusahaan
pertama-tama membuat produk dan kemudian bagaimana menjualnya.
c. Perencanaan
berorientasi ke jangka pendek, berdasarkan produk dan pasar.
d. Tekanannya
pada kebutuhan penjual
e. Manajemen
berorientasi pada laba volume penjualan
·
Pemasaran
a. Tekanannya
pada keinginan dan kebutuhan konsumen
b. Perencanaan
berorientasi ke hasil jangka panjang, berdasarkan produk-produk baru
c. Perusahaan
pertama-tama menentukan apa yang diinginkan konsumen dan kemudian menbuat atau
mencari jalan keluarnya bagaimana membuat dan menyerahkan produk tersebut untuk
memenuhi keinginan konsumen.
d. Berakhir
pada kepuasan konsumen
Dari kedua
perbedaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan berawal dari produk
dan berakhir pada ketentuan atau laba, sedangkan pemasaran berawal dari
keinginan konsumen berakhir pada kepuasan konsumen.
Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut:
Secara visual dapat digambar kan:
Secara visual dapat digambar kan:
·
Konsep penjualan
Produk->Penjualan
dan Promosi->Laba Melalui Jumlah penjualan.
·
Konsep pemasaran
Kebutuhan
-> pemasaran terpadu ->laba melalui jumlah Kepuasan pembeli.
Pemasaran
produk-produk peternakan yang masih berupa produk primer yang tidak sama dengan
produk-produk hasil olahan (industri), baik secara teknis maupun dalam bidang
organisasinya. Perbedaan itu terutama disebabkan sifat-sifatnya yang memang
berbeda dan perbedaan pada proses produksinya, dapat diuraikan sebagai berikut
:
a. Sifat
dan Proses Produksi Produk Peternakan
1. Dalam
memproduksi hasil peternakan, kegiatan-kegiatan yang diperlukan sifatnya hanya
“mengatur”. Mengatur agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik sehingga
hasil yang diperoleh dapat lebih baik dari segi kualitas dan kuantitas (dapat
dikatakan produksi organisasi).
2. Produksinya
bersifat inelastic, artinya tidak dapat diperbesar dan diperbanyak sekehendak
hati dalam waktu-waktu yang kita kehendaki.
3. Berlaku
Hukum “The Law of Diminishing Marginal Returns”.
4. Karena
sifat produknya cepat rusak, maka usaha peningkatan produk tergantung dari
pasar atau para konsumen, dekatnya pasar, lancarnya pemasaran, banyaknya
permintaan dan terciptanya harga yang wajar merupakan pangkal kegairahan dalam
meningkatkan produksi.
b. Sifat
dan Proses Produksi Produk Industri
1. Produksi
industri merupakan produksi mekanis, dapat diperbesar atau diperkecil, dapat
diubah-ubah bentuk dan kualitasnya sehingga merupakan produkyang bersifat
elastis, sesuai dengan kehendak pasar.
2. Ongkos
eksploitasi pada produksi industri umumnya besar, tetapi sebagian besar
terletak pada investasi-investasi. Hal ini disebabkan maksud produksi dalam
jangka panjang yang selanjutnya akan menguntungkan produksi-produksinya yang
berjangka pendek.
3. Aktifitas
produksi jangka pendek atau besar kecilnya produksi dalam waktu itu tergantung
dari tersedianya dana variabel dan pertimbangan-pertimbangan pemasaran
sehubungan dengan arus permintaan akan produk.
4. Makin
besarnya produksi jangka pendek dapat menurunkan ongkos persatuan.
Karena
perbedaan sifat dan proses produksinya, maka dalam pemasarannya pun
masing-masing akan mengemukakan ciri-ciri khusus yang menonjol, antara lain :
1.
Pemasaran produk-produk peternakan harus menjamin agar
produk-produk tersebut dapat cepat tersalurnya, mengingat produk-produk
tersebut cepat rusak.
2.
Pemasaran produk-produk industri walaupun juga harus
menjamin agar produk-produknya dapat cepat tersalurnya tetapi dalam hal ini
terdapat antara adanya jangka waktu. Dimana pemasaran dilakukannya dengan
perhitungan dan pertimbangan-pertimbangan yang matang dan kalau permintaan akan
terlalu besar dibanding dengan pemasaran produk peternakan.
Dalam
menganalisa masalah tata niaga, ada 4 pendekatan yang biasa dipakai yaitu:
1.
Pendekatan serba fungsi (the functional apprach) yaitu,
melakukan penelaan jasa-jasa, pelaksanaaan aktifitas-aktifitas dan
tindakan/perlakuan-perlakuan dalam proses tata niaga.
2.
Pendekatan serba lembaga (the institutional approach)
yaitu, melakuakan penelaan atas berbagai kelembagaan yang membantu bergerak
dalam melancarkan penyampaian barang-barang ke pasar atau konsumen.
3.
Pendekatan bermacam-macam barang (the commodities
approach) yaitu, melakukan penelaan atau deskripsi terhadap
barabg-barang.
4.
Pendekatan secara teori ekonomi (the economic theoritical
approach) yaitu, penelaaan dihubungkan dengan asas-asas atau hukum-hukum di
bidang ilmu ekonomi atau teori ekonomi. Cara ini perlu ditambahkan bagi kombinasi
penelaan di atas.
JENIS USAHA YANG DI RENCANAKAN DAN PRODUK YANG AKAN DI HASILKAN
Usaha yang akan saya jalankan rencananya adalah usaha beternak itik petelur,dan dari
usaha yang saya rencanakan akan menghasilkan produk
telur yang nantinya akan saya pasarkan di agen agen ataupun warung warung
kecil terlebih dahulu.
Gambar ternak itik yang telah menghasilkan
telur
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DALAM USAHA TERNAK
ITIK PETELUR
Kelebihan
Secara umum keuntungan beternak bebek adalah:
1. Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
2. Lebih tahan penyakit di bandingkan dengan
peternakan ayam
3. Untuk bebek petelur, hasil ternak lebih mudah
diserap pasar di bandingkan dengan telur
ayam kampung.
dan jumlah telur yang di hasilkan pada usia produktif juga tinggi daripada ayam kampung.
dan jumlah telur yang di hasilkan pada usia produktif juga tinggi daripada ayam kampung.
Kelemahan beternak bebek:
1. Konsumsi pakan dan air minum lebih banyak di
bandingkan dengan konsumsi pakan dan air minum pada ayam
kampung
2. Sensitif terhadap pakan dengan kualitas yang kurang baik, pakan
jamuran,memakan bangkai dll.
3. Mudah terkejut dan mudah stress.
2.1 Telur
Itik Asin
Telur asin yang sering dijumpai di pasar tradisional atau supermarket
merupakan produk asli masyarakat Indonesia yang dikerjakan secara Home
Industry (Industri Rumahan). Rasanya yang khas dan gurih sangat disukai
masyarakat Indonesia. Selain rasanya yang enak dan gurih, telur asin sering
digunakan sebagai obat diare atau sakit perut.
Inovasi baru pengolahan telur asin aneka rasa akan menjadi sebuah
peluang usaha baru. Usaha telur asin aneka rasa ini perlu dibuat, selain untuk
menambah variasi baru, telur asin yang beraneka ragam ini juga untuk memenuhi
asupan gizi, terutama bagi orang yang tidak menyukai telur dengan rasa asin.
Telur asin yang ada di pasaran saat ini terkadang kadar keasinannya tidak
tentu, sehingga kadang konsumen merasa enggan untuk membeli telur asin.
Usaha pembuatan telur asin sangat menjanjikan karena peminatnya cukup
besar. Produk telur asin masih bisa dikembangkan dalam berbagai rasa dan aroma,
seperti rasa bawang, rasa coklat, dan rasa udang. Aneka rasa telur asin bisa
menambah keanekaragaman makanan khas yang bisa diproduksi sesuai permintaan
pasar.
2.2 Jalur
Pemasaran telur itik asin
Pemasaran merupakan kunci sukses sebuah wirausaha, untuk keperluan promosi
dapat dilakukan dengan pamflet yang dipasang di tempat-tempat umum dan
strategis lainnya. Sebelum peternakan dibuka perlu
diketahui dahulu kemana nantinya telur-telur itu akan dijual. Hal ini agar
mempermudah pemasaran telur nantinya dan menjualnya pada jalur yang tepat.
Salah memilih jalur tentunya akan membawa kerugian. Selain itu, promosi dapat dilakukan secara langsung dari
orang ke orang, dengan cara pemberian gratis telur asin kepada konsumen
untuk mencoba, serta menitipkan di warung-warung makan. Pangsa pasar dari
produk telur asin aneka rasa ini sangat luas hanya diperlukan inovasi dan
pengelolaan yang lebih profesional untuk meningkatkan jumlah penjualan produk
telur asin aneka rasa.
Menurut M. Rasyaf
(1993:35), jalur pemasaran telur itik ada beberapa langkah dan berdasarkan
perannya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pedagang
pengumpul, umumnya langsung datang ke peternak dan peran mereka begitu
kekeluargaan. Harga yang disepakati juga harga peternak atau farm
gate price yaitu harga di peternak yang sudah tentu lebih rendah
daripada harga eceran di pasar. Harga yang disepakati atau yang ditawarkan
begitu rendah atau 40% hingga 63% dibawah harga eceran.
2. Pedagang
besar, mereka ini yang mengumpulkan telur dari para pedagang pengumpul
itu. Di beberapa tempat peran mereka ini sudah memudar karena banyak
pedagang pengumpul yang langsung menjual telur-telur itu kepada pedagang
eceran. Harga yang ditawarkan 30% hingga 47% di bawah harga eceran.
3. Pedagang
eceran, yaitu mereka yang berhadapan langsung dengan konsumen akhir dan tidak
selalu pedagang kecil yang berlokasi di kaki lima. Jajaran pedagang eceran
inidapat berupa pasar swalayan, toko pangan atau restoran. Harga yang
ditawarkan pada tingkat jalur ini umumnya 15% hingga 23% lebih rendah daripada
yang dikenakan pada konsumen akhir.
Dari
ketiga jalur yang disebutkan diatas, harus dipikirkan jalur mana yang akan
dipakai. Ada baiknya juga dilakukan riset pasar dan bertanya pada mereka yang
lebih berpengalaman dalam beternak itik. Riset pasar dilakukan untuk mengetahui
banyak hal, antara lain yaitu untuk mendeteksi perubahan selera konsumen,
menduga pangsa pasar, dan mengetahui jalur tataniaga yang tepat. Tidak harus
terpaku dengan 1 jalur, bisa juga menggunakan kombinasi dari ketiga atau kedua
jalur tersebut.
Dalam pembuatan telur asin aneka rasa (coklat,udang dan
bawang), alat dan bahan yang di butuhkan yaitu telur bebek, coklat bubuk,
bawang, udang, garam, batu bata halus, blender, jarum suntik, tusuk gigi,
serbet, baskom (ember besar), stempel, dan ayakan.
Solusi yang paling tepat untuk mengatasi resiko pecah telur ketika
penyuntikan ekstrak rasa di atas adalah dengan cara lebih berhati-hati dan
memilih telur yang kualitas baik untuk dijadikan produk telur asin aneka rasa,
pelaksanaan pemasaran produk harus dilakukan lebih gencar dengan berbagai media
promosi agar masyarakat mengetahui bahwa ada sebuah produk telur asin aneka
rasa yang dapat dijadikan alternatif usaha baru dari hasil peternakan telur
bebek.
2.3 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan salah satu langkah yang dilakukan
memperlancar pemasaran dan memuaskan konsumen, strategi pemasaran ada 4
yaitu:
1. Strategi produk
Dalam hal ini produk dapat berupa telur sejarah utama untuk memenuhi
kepuasan konsumen adalah melihat mutu dan manfaat produk.
2. Harga
Harga yang di tetapkan stabil dan bersaing dengan produsen petelur
lainnya,harga terlalu tinggi akan mengurungkan niat pembeli,sebaliknya harga
yang terlalu rendah di khawatirkan tidak dapat memenuhi biaya
produksi.pemberian diskon setiap pembelian dalam jumlah tertentu juga dapat
menarik pembeli.
3. Tempat
Tidak kalah pentingnya dengan kualifikasi produk dan harga.tempat dan
pasar juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran .penentuan pasar
harus didasarkan dengan kemudahan produk telur oleh konsumen.
- Promosi
Salah satu cara promosi yang paling banyak dilakukan adalah dengan
memasang iklan,selain memasang iklan promosi juga dapat di lakukan dengan
secara langsung dari mulut ke mulut.
Strategi lain yang dapat digunakan dalam pengembangan industri telur asin
aneka rasa ini adalah menggunkan direct marketing serta
melakukan analisis SWOT terhadap produk telur asin aneka rasa
sehingga kita bisa lebih memahami keunggulan, kelemahan, ancaman dan peluang
dalam pengembangan telur asin aneka rasa, untuk mempermudah proses pemasaran
telur asin aneka rasa dapat dilengkapi dengan izin dari dinas kesehatan dan
dinas perdagangan.
Usaha pengembangan produk telur asin aneka rasa akan bisa berkembang
dengan lebih baik, jika kita melakukan kerjasama kemitraan antara peternak
telur bebek, pengusaha telur asin, dan pemerintah, sehingga pengembangan produk
bisa lebih cepat maju hal ini karena pasokan bahan baku telur yang lancar serta
jaringan pemasaran yang telah di miliki pengusaha telur asin dan dukungan
pemerintah.
2.4 Grading
dan Standardisasi
Grading
adalah proses pemilihan produk menurut klasifikasi yang telah ditetapkan karena
permintaan pembeli. Grading ini mampu menaikkan efisiensi dalam pemasaran dan
memperbesar kegunaan produk bagi konsumen (HADIPRODJO, 1990). Adanya grading
memungkinkan penjualan dilakukan secara diskriftif (tidak usah dilihat
barangnya lebih dahulu) dan dapat dilakukan dengan media komonikasi yang sudah berkembang.
2.5 Analisa
Peluang Usaha
Kegiatan industri telur asin aneka rasa ini telah terbukti dapat
meningkatkan nilai tambah dari telur asin itu sendiri jika di buat menjadi
aneka rasa, berikut adalah analisis profit dari pembuatan telur asin aneka
rasa.
Telur Asin
Rasa Udang
Biaya Poduksi 100 butir telur:
Telur bebek 100
@850 =
85.000
Minyak Tanah 3lt@2600
= 7.800
Bata
= 5.000
Garam
= 2.000
Ebi 2 Ons @ Rp.5.000
= 10.000
Alat suntik 3 @ 2500
= 7.500
Biaya Transport
=
5.000
Jumlah
= 122.300
Harga
jual Rp.1.100 @ butir = Penjualan
100 x
Rp.1.500 =Rp.150.000
Jadi laba/rugi = Jumlah penjualan-biaya Produksi
Rp.150.000-Rp.122.300 = Rp.27.700
Keuntungan per butir =
Rp.27.700 :100 = Rp.277
Kegiatan ini menunjukkan sinyal yang positif jika dikelola lebih
profesional dan berorientasi bisnis yang tinggi, kelanjutan dari usaha telur
asin aneka rasa ini juga sangat menjanjikan,kegiatan ini telah berhasil 90 %
dan hanya menunggu proses produksi yang berkelanjutan. Produk telur asin rasa
coklat, udang, dan bawang adalah pertama yang ada dipasaran sehingga
pengembangan usaha sangat terbuka dengan luas, perlu peningkatan jaringan
pemasaran karena produk telur asin aneka rasa ini masih sangat baru maka
kegiatan promosi harus gencar di lakukan, sehingga orang-orang menjadi tahu dan
tertarik untuk merasakan serta membeli produk telur asin aneka rasa. Produk
telur asin aneka rasa ini juga mempuyai keuntungan yang lebih dari pada harga
telur asin biasa, jika di buat aneka rasa harga jual bisa mencapai Rp. 1.500
per butir telur di bandingkan jika hanya telur asin biasa yang harganya di
pasaran Rp. 1.100.
GAMBARAN UMUM USAHA
A.
GAMBARAN INDUSTRI
DAN LINGKUNGAN USAHA
Telur itik merupakan komoditi ekspor yang dapat
memberikan keuntungan besar,kebutuhan akan telur pasar tradisional sangat besar
dan masih seimbang dari ketersediaan yang ada,hingga saat
ini budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanjikan untuk di
kembangkan secara intensif.
Dan juga ternak itik petelur memiliki prospek yang cukup
menguntungkan karena masih kurang nya akan kebutuhan yang kita inginkan.
B. KONDISI PASAR
1.pasar sasaran
Sebagai
awal saya akan menjajaki pasar tradisional atau konsumen rumah tangga
yang tinggal di lokasi budidaya.jika produksi sudah
berjalan saya akan menjajaki untuk memasarkan telur ke pasar swalayan
atau supermarket.
2.peluang pasar
Kebutuhan akan telur
di dalam keluarga maupun di dalam pasar tradisional sangat besar dan
masih seimbang dari persediaan yang ada itu salah satu peluang pemasaran telur
dari hasil budidaya itik petelur yang saya jalankan.
C.ESTIMASI PASAR
Mungkin produk yang
sudah saya hasilkan sudah ada di
pasaran, tetapi saya akan merencanakan budidaya ternak itik
petelur mungkin budidaya yang saya rencanakan akan berjalan,karena
peluangnya cukup besar dan di daerah saya dan sekitarnya
mungkin belum ada yang budidaya ternak itik,oleh karena itu saya akan
merencanakan budidaya ternak itik petelur karena peluang pasarnya sangat
tinggi.
D.RENCANA PEMASARAN
1. penetapan harga produk
Rencana harga yang akan saya tawarkan mengacu
pada penghasilan rata rata masyarakat.tujuannya agar harga yang akan kami
tawarkan tidak terlalu membebankan masyarakat untuk membeli telur dari usaha
kami,oleh karena itu rencana harga yang saya tawarkan
Rp 2000 / telur lebih murah dari harga telur itik di pasaran.
2. strategi pemasaran
Strategi pemasaran merupakan salah satu langkah yang
dilakukan memperlancar pemasaran dan memuaskan konsumen,strategi
pemasaran ada 4 yaitu:
a. Strategi produk
Dalam hal ini produk dapat berupa telur, dan yang tak kalah
pentingnya untuk memenuhi kepuasan konsumen adalah melihat mutu dan
manfaat produk.
b. Harga
Harga yang di tetapkan stabil dan bersaing dengan
produsen itik
petelur lainnya,jika harga terlalu tinggi akan mengurungkan
niat pembeli,sebaliknya harga yang terlalu rendah di khawatirkan tidak dapat
memenuhi biaya produksi.pemberian diskon setiap pembelian dalam jumlah tertentu
juga dapat menarik pembeli.
c. Tempat
Tidak kalah pentingnya dengan kualifikasi produk
dan harga,tempat dan pasar juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pemasaran .penentuan pasar harus didasarkan dengan kemudahan produk telur oleh
konsumen.saya akan memilih tempat budidaya di rumah saya sendiri karena untuk
memudahkan dalam pengawasan ataupun dalam proses perawatannya.
d. promosi
Salah satu cara promosi yang paling banyak
dilakukan adalah dengan memasang iklan,selain memasang iklan promosi juga dapat
di lakukan dengan secara langsung dari mulut ke mulut.
ASPEK PRODUKSI
A.
ANALISIS
LOKASI USAHA
Usaha pemeliharaan itik secara intensif ( dikandangkan)umumnya
dilakukan dimana saja,namun lokasi yang ideal untuk budiaya itik untuk
pemeliharaan adalah jauh dari suara bising,mudah transportasi,dan mudah
mendapatkan air besih.
Dalam pemeliharaan itik perlu sarana dan prasarana agar itik mampu
berproduksi tinggi, mudah pengontrolannya dan mudah kontrol kesehatan.
Dan untuk lokasi usaha yang saya pilih adalah di tempat saya
sendiri karena agar memudahkan dalam pengawasan dan perawatannya.
B. FASILITAS DAN
PERALATAN PRODUKSI
Kandang
1. Kandang harus di buat senyaman mungkin dan
bentuk atap yang mampu menahan terpaan hujan dan terik matahari.
2. Bentuk atap yang mampu menahan terpaan hujan
dan terik matahari.
3. Bangunan kandang membujur dari timur ke barat
4. Luas kandang cukup memadai untik peternakan
Bahan baku atap bisa berupa genteng,asbes,plastik.
Peralatan
1. alas lantai
bisa dibuat dari campuran jerami,serbuk gergaji,atau rumput
kering,agar empuk,tidak mudah padat,kering,hangat,bersih dan dapat mencegah
telur tidak pecah.
2. tempat pakan,minum.
tempat air minum dibuat pas dengan kepala itik dan di letakkan
berlawanan dengan tempat pakan.
3. ember dan keranjang
ember dan keranjang digunakan untuk tempat atau wadah telur saat
panen.
4. selang
Selang disini digunakan untuk memberi air untuk itik,untuk
minum,untuk mandi.
C. kebutuhan bahan baku
Untuk kebutuhan bahan baku dalam pembuatan kandang disini saya
membutuhkan bambu,kayu,genteng,atau asbes .
D. kapasitas produksi
Dalam satu kandang yang berukuran 8x5 meter kira kira
bisa menampung 125 ekor itik beserta tempat makan dan minum.
E. proses produksi
Dari penampungan bibit itik saya membeli bibit siap
telur,kemudian itik di pelihara sampai menghasilkan produk(telur)setelah
menghasilkan produk telur,telur dikumpulkan kemudian telur siap dijual atau
dipasarkan.telur saya pasarkan melalui agen,pasar tradisional,pasar
modern,dan ke konsumen.
ASPEK
KEUANGAN
A. BIAYA TETAP
Untuk biaya tetap saya disini membeli itik 125 ekor dengan
persentase yaitu untuk itik betina saya membeli 100 ekor dan jantan 25 ekor
dengan harga yaitu
Betina 1 Rp.35000 @ 100 ekor = Rp. 3500.000
Jantan 1 Rp 45.000 @ 25 ekor = Rp.1000.000
Bambu 40 batang 1 batangnya Rp 1000 = Rp 40.000
keranjang 5 buah 1 buahnya Rp.15000 = Rp 75.000
asbes 1 kodi = Rp 300.000
tempat pakan = Rp 400.000
selang 5 buah 1 buahnya Rp.20000 = Rp 100.000
lampu 4 buah 1 buahnya Rp.7000 = Rp 28.000
Tenaga kerja @1 Rp.400.000 x 2 orang =Rp 800.000
Peralatan lainnya = Rp 200.000 +
Total = Rp 6.443.000
B.
BIAYA VARIABEL
Untuk biaya variabel selama
satu bulan yaitu saya membeli pakan dengan harga Rp 1500 per kg dan dalam satu
itik per harinya menghabiskan kurang lebih 0,5 kg untuk kebutuhan makannya.
Pakan 0,5 kg x 125x 1500 x
30 =Rp 2.812.500
Obat
obatan =Rp 50.000
Total
biaya =Rp
2.862.500
C. KEUNTUNGAN 1 BULAN
Untuk keuntungan satu bulannya
yaitu hasil produksi itik selama satu bulan menghasilkan kurang
lebih 2500 butir telur yang mana per butir telurnya saya jual dengan harga Rp
2000
Jadi keuntungan saya selama 1 bulan yaitu:
Hasil
produksi = 2500 butir/bulan
Harga produk
telur =
2000
Penghasilan =2500 x 2000 =Rp 5000.000
Jadi keuntungan bersih selama satu bulannya yaitu :
Keuntungan = penghasilan - biaya oprasional 1
bulan
=Rp 5000.000
– Rp 2.862.500 =Rp 2.137.500
Peningkatan
Produk Peternakan kaitannya dengan Usaha Pemenuhan Kebutuhan
Agar para
peternak dalam usaha meningkatkan hasil ternaknya tidak menderita
kerugiaan-kerugiaan jika produknya dipasarkan sehingga harus dibekali dengan
pengetahuan tentang pemasaran. Dengan diketahuinya teknologi pemasaran oleh
para peternak, maka mereka akan dapat :
1.
Menyesuaikan peningkatan usahatani dengan produk-produk
yang sangat dibutuhkannya peran konsumsi baik kuantitas maupun kualitas.
2.
Melakukan penyimpangan-penyimpangan produk-produk
peternakan agar kualitas produk tetap terpelihara dan dapat nilai yang wajar
saat dipasarkan.
3.
Melakukan penghematan-penghematan dalam proses
produksi.
4.
Melakukan peningkatan-peningkatan kualitas melalui proses
industri.
5.
Melakukan penjualan-penjualan kontrak yang dapat
menguntungkan para peternak.
6.
Cara melakukan penjualan dan hubungannya dengan konsumsi.
Cara penjualan langsung atau transitmarket lebih menguntungkan.
KENDALA PRODUKSI
Faktor kritis industri telur asin ini adalah ketersediaan dan
kontinuitas bahan baku, dimana bila terjadi kegagalan panen pasokan bahan telur
itik tidak akan cukup. Oleh karena itu pengusaha harus mendatangkan telur itik
dari daerah lain.
Pada proses
produksi, faktor kritis lain terdapat pada waktu penseleksian telur, karena
mutu telur yang akan diolah merupakan hal dominan dalam penentuan mutu produk
telur asin.
Hambatan dan
kendala yang dihadapi oleh pengusaha telur asin adalah cukup lamanya rentang
waktu penerimaan hasil penjualan telur asin akibat dari sistem pembayaran yang
baru diterima 30 hari sejak proses produksi dilakukan, sedangkan pembelian
bahan baku telur itik tawar dari peternak dilakukan secara tunai setiap dua
kali seminggu. Kondisi ini mengharuskan pengusaha untuk mencadangkan dana
pembelian telur itik tawar untuk jangka satu setengah bulan yang jumlahnya
cukup besar.
ASPEK SOSIAL EKONOMI
Dari
segi pemenuhan gizi masyarakat telur asin dapat menjadi salah satu sumber
protein yang dapat dijadikan pengganti daging. Dengan harga yang murah dan rasa
yang lezat, telur asin akan memiliki pasar yang luas yang tidak saja ditujukan
bagi masyarakat menengah kebawah melainkan juga bagi masyarakat menengah ke
atas.
Secara
umum keberadaan dan pengembangan industri telur asin memberi dampak yang
positif bagi wilayah sekitarnya, karena semakin terbukanya peluang kerja serta
peningkatan pendapatan masyarakat dan sekaligus peningkatan pendapatan daerah.
Satu unit usaha telur asin mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 12 orang,
dengan upah Rp 400.000 – Rp 800.000 per orang per bulan. Pendapatan daerah dari
pajak industri telur asin ini mencapai Rp 12 juta per tahun.
ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN
Proses
produksi dalam industri telur asin akan menghasilkan limbah padat dan limbah
cair. Limbah padat umumnya berupa sisa-sisa telur yang tidak ikut diproduksi
atau sisa-sisa pecahan telur akibat proses produksi yang tidak ditangani dengan
hati-hati. Selain itu ada pula limbah padat yang berasal dari sisa-sisa adonan
pengasin yang dibuang setelah proses pengasinan. Limbah-limbah padat ini
umumnya tidak berbahaya bagi lingkungan. Penanganan limbah ini cukup sederhana,
yaitu dengan cara menguburkannya di dalam tanah dimana untuk bahan organik akan
terurai menjadi bahan-bahan anorganik unsur hara tanah.
Limbah
cair yang dihasilkan dari air sisa pencucian telur yang mengandung sabun pada
umumnya langsung dibuang ke saluran air (sungai) tanpa pengolahan terlebih
dahulu. Dalam jangka waktu yang lama limbah sabun ini dikhawatirkan dapat
mengakibatkan pencemaran lingkungan yang besar, karena itu tindakan pengolahan
limbah secara sederhana sepertinya sudah menjadi keharusan. Pembuatan bak
penampung limbah cair sederhana dapat menjadi salah satu alternatif penanganan
limbah cair yang dihasilkan dari industri telur asin.
PERANAN PENTING
- Industri telur asin mempunyai peranan penting dalam
rangka memenuhi kebutuhan sumber protein dan lemak yang berharga murah
bagi masyarakat. Perkembangan peternakan itik petelur merupakan faktor
pendukung terbesar bagi industri telur asin agar dapat memasok telur asin
dengan harga yang murah dan bermutu tinggi.
- Dua faktor terpenting bagi keberhasilan industri telur
asin selain faktor bahan baku adalah rasa telur asin dan kualitas
pengangkutan produk. Rasa telur asin akan menjadi faktor pembeda suatu
produsen dengan produsen lainnya, dimana akan timbul keterikatan antara
konsumen dengan produsen telur asin tertentu.
- Total biaya investasi yang dibutuhkan untuk industri
telur asin adalahRp 173.525.000, yang dibiayai dari pinjaman kredit 70%
(Rp 121.467.500) dan biaya sendiri 30% (Rp 52.057.500), dengan bunga
pinjaman 14% dan masa pinjaman kredit investasi selama 3 tahun. Biaya
modal kerja adalah sebesar Rp 167.923.125 yang dibiayai dari pinjaman
kredit 70% (Rp 117.546.188) dan biaya sendiri 30%(Rp 50.376.938), dengan
bunga pinjaman 14% dan masa pinjaman kredit selama 3 tahun.
- Analisis keuangan dan kelayakan proyek industri telur
asin sesuai asumsi yang digunakan adalah layak untuk dilaksanakan dengan
nilai NPV Rp 65.535.618, IRR 32,65%, Net B/C 1,38dan PBP 28,9 bulan atau
2,4 tahun. Industri ini juga mampu melunasi kewajiban angsuran kredit
kepada bank
- Industri telur asin ini sangat sensitif terhadap
kenaikan biaya variabel maupun penurunan pendapatan, karena usaha ini
masih dianggap layak bila kenaikan biaya variabel atau penurunan
pendapatan hanya sampai 1%. Kenaikan biaya variabel sebesar 3% atau
penurunan pendapatan sebesar 2% menjadikan usaha tersebut tidak layak (NPV
Negatif).
- Pengembangan industri telur
asin memberikan manfaat yang positif dari aspek sosial ekonomi wilayah
dengan terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat,
dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
- Pemasaran
adalah segala usaha yang diutamakan atau diperlunya agar barang-barang
hasil produksi dimungkinkannya mengalir secara lancar ke sekitar konsumsi.
- Peningkatan
Produk Peternakan Kaitannya dengan Pemasaran. Makin dekatnya pasar dan
makin baiknya harga produk-produk peternakan akan mendorong makin
meningkatnya :
- Gairah
kerja para peternak.
- Gairah
belajar para peternak untuk mengikuti pembinaan-pembinaan dan
penyuluhan-penyuluhan peternakan hingga pada pengguanaan teknologi tepat
guna.
- Pengelolaan
peternakan untuk mencapai kuantitas dan kualitas.
- Pengelolaan
dan pemeliharaan ternak dengan penuh tanggung jawab.
- Perbedaan
dalam marketing produk pertanian dan produk industri terutama disebabkan
sifat-sifatnya yang memang berbeda dan perbedaan pada proses produksinya.
- Industri telur asin ini sangat sensitif terhadap
kenaikan biaya variabel maupun penurunan pendapatan, karena usaha ini
masih dianggap layak bila kenaikan biaya variabel atau penurunan
pendapatan hanya sampai 1%. Kenaikan biaya variabel sebesar 3% atau
penurunan pendapatan sebesar 2% menjadikan usaha tersebut tidak layak (NPV
Negatif).
- Pengembangan industri telur
asin memberikan manfaat yang positif dari aspek sosial ekonomi wilayah
dengan terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat,
dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Marhijanto, Bambang.
1993. 8 Langkah Beternak Itik yang Berhasil. Surabaya: Arkola.
Staton,
William. J. 2011. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2069513-
perbedaan-pemasaran-dan-penjualan/#ixzz1LMUTKm9. Diakses pada tanggal 2 Mei
2011.
No comments:
Post a Comment